Pancasila di Era Milenia
Globalisme di era millenial, mestinya dihadapi dengan tegar, percaya diri, dan senantiasa menjaga jati diri sebagai bangsa mandiri. Sikap rendah diri, putus asa, dan takluk terhadap pengaruh globalisme, tak boleh terjadi pada Bangsa Indonesia. Belajar dari pengalaman negara lain, terdapat sekian banyak negara berkembang yang mampu mandiri : Singapura, Korea, Jepang, Taiwan, Thailand. Kehadiran aktor-aktor global beserta perangkat teknologi dan alat-alat komunikasi digital canggih, senantiasa dihadapinya dengan selektif dan bijaksana, tanpa harus bersikap konfrontatif dan antipatif. Sikap arif dan tegas demikian, dapat dikedepankan karena pada diri bangsa tersebut telah tertanam ideologi yang kuat.
Disadari, ketahanan ideologi bangsa Indonesia, yakni: Pancasila, kini sedang bermasalah. Dalam jeratan permasalahan ideologi ini, kebijakan-kebijakan negara sering terlihat takluk, tunduk, berpihak kepada negara asing atau korporasi asing. Komitmen untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia, tergantikan dengan pemberian fasilitas dan ëkarpet merahí kepada investor-investor asing. Tragis, kadang tega mengorbankan harkat dan martabat bangsa sendiri.
Secara kasat mata tampak terdapat proses kehidupan berbangsa di mana pemerintah lalai membina dan memupuk ketahanan ideologi Pancasila, yakni ketika perhatian pemerintah terfokus pada pembangunan fisik sementara itu character nation building terabaikan. Kini, politisi, tokoh masyarakat, agamawan, dan akademisi berteriak keras tentang Pancasila, tetapi sikap dan perilakunya tidak Pancasilais. Boleh jadi ada ëudang dibalik batuí dengan deklarasi semacam itu. Pada situasi demikian, generasi millenial dibiarkan dilanda nilai-nilai asing seperti: nilai rasional, nilai materiil, nilai ekonomis, nilai individual, nilai liberal, nilai sekuler. Ironis ketika kemudian generasi millenial menjadi gagal faham terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti kekeluargaan, nilai gotong-royong, nilai religius, nilai moral, dan sebagainya.
Pancasila akan tumbuh-berkembang pada generasi millenial bila di dalam keluarga, masyarakat, sekolah-sekolah, dan kampuskampus, Pancasila di mainstreaming kan sebagai way of life. Artinya, perlu upaya-upaya intensif, sistemik, dan berkelanjutan memposisikan generasi millenial sebagai subjek Pancasila. Sekaligus mengondisikannya agar pemikiran, sikap, dan perilakunya berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila mestinya menjadi petunjuk, pedoman, dan jalan hidup mengaktualisasikan diri menjadi generasi terbaik pada zamannya.
IndoPK.com Agen Poker Online | Bandar Ceme | Domino qq Online Terpercaya
Promo Bonus Special IndoPK.com
- Bonus New Member 10%
- Bonus Rollingan 0.5%
- Bonus Referal 10%
- Bonus Natal & Tahun Baru 2018
- Minimal Deposit Cukup Rp 10.000,-
- Minimal Withdraw Cukup Rp 10.000,-
0 komentar:
Posting Komentar